Rabu, 09 Januari 2013

PANGERAN ISTANA ANAK USTAD SOMAD

                  Sebuah kenangan yang tak bisa terlupakan bagi si upik, ia selalu dibawa mimpi-mimpi indah itu bertemu sang pangeran yang tak pernah ia lihat sebelumnya, tampan , bijaksana serta arif dan budiman . “Upiak, malamun juo kau sayang, caliak lla dek kau tu a , samba nan umak masak tadi la dibawo dek kuciang , ondeh-ondeh anak umak ko , a la nan dipikian nyo ko yo , paniang denai paniang denai maagak i nyo .” Ibu si Upiak sira berucap-ucap keheranan melihat tingkah laku sang anak sudah beberapa hari ini .
                  “Maapkan Sira.. Umak , Sira tak bamaksud ntuak bamanuang tapi ntah apo nan tajadi , Sira pun binguang ondeh Umak , Maapkan Sira sakali lai yo Umak , Sira janji ndag kan lai sarupo iko . ” Sira mengucapkan janji kepada Ibunya dan Sira pun berlalu saja dengan mimpi-mimpi yang telah terjadi padanya beberapa hari yang berlalu ini .
                    Biar mana pun itu mimpi tetap hanyalah mimpi yang dijadikan sebagai bunga tidur, Sira tak pernah mengelak jika dia bersalah , Sira selalu menepati janjinya kepada dua orangtuanya . Itulah Sira
                     Di lain sisi dua orang yang sama tapi berbeda sifatnya dia adalah Sifa cantik namanya, cantik parasnya tapi tak sama dengan Sira , dia seorang pemalas, pembangkang dan tak dapat dipercaya .
                      ” Ubak … dangaanlah ambo mangecek kini a , baa sabana nyo kaluarga awak kini ko Bak , kito punyo anak kamba tapi baa kok beda bana sifatnyo kaduo e , binguang ambo jadinyo Bak , baa la caronyo untuak manyatuan anak kito kini ko Bak ? ” Umak Sira dan Sifa bingung memikirkan bagaimana seharusnya membuat satu kedua anaknya yang sangat jauh bedanya itu .
                    “Ondeh , Umak .. Ubak juo binguang kini ko juo ko a, di lain sisi awak ndag buliah menyarah kapado nasib kalau kito punyo anak nan jauh bana pabedaannyo , a nan kini awak indag buliah pulo pilah kasiah di antaro kaduonyo .. binguang sabana binguang denai mamikiannyo Bak “. Ubak pun tak kuasa menahan kebingungan yang semakin menjadi-jadi .
                     “Haa… Ubak baa kok mode iko a , awak minta tolong ka Ustad Somad , baliau kan anjuangan di desa kito , pasti baliau tau apo nan harus kito lakuan baduo , baa kok baitu Bak , satuju indag Bak ?? ” Umak mengekuarkan semacam ide untuk mengajak Ubak menemui Ustad Somad yang merupakan anjungan tempat pemecahan masalah bagi masyarakat di desa itu .
                        “Batua-batua bana Umak tu mah , kalau baitu mah , baiak la awak beko ka rumah baliau sacapeknyo , bia capek pulo salasai masalah kito yo Mak .”
                          “Baiak la Ubak mari kito siap-siap dahulu .” Umak menyetujui gagasan dari Ubak , tapi setelah Umak dan Ubak pergi . Kondisi dirumah tidak setentram saat mereka berdua ada dirumah .
                         Sifa sebagai seorang adik membentak-bentak Sira kakaknya untuk menyiapkan semua keperluannya karena Ia akan pergi dari rumah tak tahan tidak peberikan kasih sayang lebih oleh sang Ibu dan Bapaknya . Sira yang takut terjadi apap-apa terhadap adiknya tidak berkutip apa-apa ia menganis memohon agar adik tidak pergi , dan ia akan melakukan apapun agar adik tetap tinggal.
                          Awalnya Sifa tidak mengacuhkan apa yang Sira mohonkan tapi setelah berpikir-pikir kemudian Sifa pun mempunyai semacam ide untuk membuat Sira celaka dengan menukar nama mereka , Sira harus bertindak sebagaimana Sifa biasa, setelah itu Sira harus pergi jauh-jauh dari kehidupan Sifa , dan Sifa akan bertindak sebagai Sira biasanya .
                         Sira yang tak tau niat bulus dari adiknya , mau melakukan itu agar sang adik tidak pergi jauh-jauh dari rumah karena Sira takut akan terjadi apa-apa bila adiknya sendirian di jalanan .
                        Tanpa pikir panjang lagi Sira pun pergi jauh dari desanya dan tak pulang-pulang sampai akhirnya ia bertemu seseorang yang menyelamatkannya dari kejaran preman-preman jalanan .
                           Saat kedua orangtuanya pulang Sifa berpura-pura menjadi Sira dan berpura-pura baik di depan orangtuanya , dia melaporkan bahwa Sira yang menjadi Sifa pergi kabur dari rumah dengan laki-laki yang seperti preman-preman pasaran . Ubak dan Umak amat sangat terkejutnya mendengar berita seperti itu sampai-sampai mereka berdua lemas dan tersungkur ke tanah .
                           Betapa jahatnya Sifa ia membuat orangtuanya menjadi sakit-sakitan karena memikirkan anaknya yang kabur , setelah membuat kedua orangtuanya seperti itu Sifa kembali menjadi dirinya sendiri , ia memeras harta yang orangtuanya punyai, rumah, sawah, ladang beserta ternak yang diurus kedua orangtua untuk kehidupan mereka berempat abis digadaikan oleh Sifa yang jahat itu . Kini tinggallah orangtua sakit-sakitan digubuk kumuh tak terurus di persimpangan jalan menuju hutan belantara . Tak ada lagi Sifa mengurusi orangtuanya , dia meninggalkan orangtuanya dalam keadaan lemah , anak yang begitu durhakanya dia.
                             Tak terasa sudah dua tahun berlalu semenjak Sira pergi dari desanya dan meninggalkan orangtua beserta adiknya, ia merasakan rindu kepada mereka , Sira merasakan hal yang amat sangat terhadapa Umak dan Ubak yang disayanginya .
                               Dan juga pria yang menolongnya saat dulu adalah anak dari Usatad Somad anjungan di desanya. Sira memohon untuk pria itu menyelidiki bagaimanakah orangtua dan adiknya sekarang . Furqan la nama pria itu , Furqan mau melakukan yang diminta Sira disamping ia ingin membantu ia juga menaruh hati kepada Sira nan cantik jelita dan juga cantik hatinya itu .
                                “Assalamu’alaikum Abi, Umi .. (“Wa’alaikumsalam.. Furqan , aduh anak Ami dan Abi sudah pulang kiranya “) . ” Ia Umi , saya sudah pulang , Umi dimana Abi ?” (Abimu sedang menengok warga desa kita yaitu Ubak Sa’i dan Umak Ronah “) . ” Apa Umi , Ubak Sa’i dan Umak Ronah ? bukanya mereka itu orangtua dari Si kembar yang terkenal kecantikannya  didesa kita Umi ?” (” Ia , Furqan .. mereka berdua adalah orangtua dari sikembar , tapi nasib buruk menimpa mereka , Sifa anak ke dua mereka melarikan diri dengan preman , sedangkan Sira yang terkenal baik hati dan jelitanya , melarikan serta menggadaikan harta kedua orangtuanya, nasib buruk menimpa Sa’i dan Ronah .. Umi kasihan melihat mereka , kini mereka tinggal di gubuk tua persimpangan jalan menuju hutan larangan Nak “). “Umi , Furqan ingin memberikan Umi suatu rahasia , tapi Umi jangan menyebarkannya ya Umi ?” (Ya , Nak .. Umimu ini janji “). “Umi , sebenarnya Ubak Sa’i dan Umak Ronah beruntung mempunyai seorang putri yang cantik jelita beserta baik hatinya yaitu Sira , bagaimana tidak Umi , Sira lah yang pergi meninggalkan desa kita ini bukanlah Sifa , karena Sifa yang jahat itu mencelakai Sira karena ia sangat iri melihat kakaknya yang banyak dipuji masyarakat akibat kecantikan hati dan parasnya ,Umi . Sira sebagai kakak ia kasihan melihat adiknya yang tertekan dan ingin melarikan diri , tapi Sira bertindak dengan cepat tanpa memikirkan nasibnya sendiri ia pergi meninggalkan desa dengan status sebagai Sifa . ” (“jadi .. Sira masih hidup Furqan ?”). “Benar sekali Umi , dua tahun yang lalu Furqan bertemu gadis yang mirip sekali dengan Sira dikeroyok preman dikota , setelah itu Furqan bantulah gadis itu , dan ternyata gadis itu benar adanya dia Sira, kembang desa kita Umi , karena Sira tak punyai tempat tinggal jadi Furqan titipkan ia kepada Paman Sholeh dan Bibi Saliha , Umi . Alhamdulillah sampai sekarang Sira baik-baik saja Umi .” (“Alhamdulillah , kamu memang anak yang baik ,Furqan , Umi bangga kepada kamu , tapi sekarang Sira sudah tau keadaan orangtuanya ,Nak ?”). “Belum, Umi .Maka dari itu Furqan pulang karena ingin mencari tau kabar orangtuanya”.
                              Furqan anak teladan didesa itu sungguh baik hatinya ia tak malu-malu membantu gadis yang membutuhkan bantuannya, Sira yang sebelumnya melupakan mimpi-mimpinya bersama seorang pangeran dari istana.. baru menyadari bahawa pangeran dimimpinya itu ialah Furqan anak Ustad Somad anjungan desanya, Sira kini telah menaruh hati pula terhadap Furqan yang jelas-jelas membantunya.
                         Setelah kepulangannya, Furqan pun kembali ke kota dan menjemput Sira untuk kembali ke desa akibat dari kabar buruk yang dibawanya tentang nasib buruk kedua orangtuanya yang sakit-sakitan.     
                          Sira dan Furqan kembali kedesa , dengan buru-buru mereka langsung menuju gubuk tua , persimpangan hutan larangan , benar sekali orangtua Sira ada disana , Sira yang sangat merindukan kedua orangtuanya langsung masuk dan memeluk erat orangtuanya yang kotor dan dekil itu , tanpa rasa jijik Sira menciumi tangan dan kaki kedua orangtua , ia pun mengakui kesalahannya yang sebenarnya itu adalah kesalahan Sifa adiknya .
                         Ubak dan Umaknya Sira langsung mengenali bahwa yang dihadapannya kini ialah Sira putri terbaiknya, mereka memaafkan Sira, dan Sira pun membantu kedua orangtuanya untuk sehat kembali , Sira merawat serta menyiapkan kebutuhan orangtuanya yang sakit itu , semenjak Sira pulang keaadaan dari Ubak Sa’i dan Umak Ronah berangsur-angsur baik .
                    Kini kehidupan kembali bahagia , Umak dan Ubak Sira membaik , Sira dan Furqan menyatikan cinta mereka dalam suatu pernikahan , dan kabar tentang Sifa ia telah meninggal dunia satu tahun yang lalu .
                     ” O.. Ubak , tarnyato hiduik ko ndag tangguang barek nyo, yo Bak ? Kini ambo baru mangarati , kalau hiduik ko mesti awak jalani jo satabah-tabahnyo dan taat kapado Allah junjuangan kito sampai kiamat nanti . “
                     “Batua sangaik tu Umak , denai pun sanagaik sanang kini , mancaliak anak kito Sira , hadiah dari Allah bahagia jo Furqan anak taladan pulo di desa kito , ondegh dunia yo la sampik bana yo , “
                      “Tapi Bak , awak juo harus mando’aan Sifa anak kito ciek lai , samoga Allah mengampunkan doso nyo dan malapangkan kuburannyo basarto manyalamaikannyo dari sikso narako Bak , amin “.
                      “Amin.. amin bana Umak ” .

kini kisah iko barakhir disiko dulu yo sanak .. Kisah salanjuiknyo kito cari nan mantap dahulu ..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar